Jumat, 06 November 2015

Bersama Membangun Kudus Tercinta

kudus membangun
Al-Quds demikian nama yang disematkan oleh kanjeng Sunan Kudus (Raden Ja'far Shodiq) untuk kota yang bersemboyan Semarak ini. Nama Al-Quds diambil dari bahasa arab yang berarti suci, nah karena lidah orang jawa yang kurang pas dalam melafalkan bahasa-bahasa asing, maka ketika kata "Al-Quds" diucapkan jadilah kata " Kudus "
Kabupaten yang terkenal dengan sebutan kota kretek ini terletak di Propinsi Jawa Tengah, berbatasan dengan Kabupaten Demak, Pati, Jepara, dan Grobogan. Secara geografis Kudus terletak di lintas jalur pantai utara jawa (PANTURA) menjadikan Kudus ramai akan lalulintas transportasi. Lokasi yang strategis merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kemajuan ekonomi masyarakat Kudus, karena pada konsep perekonomian suatu tempat yang ramai merupakan situasi yang strategis untuk menjaring pembeli. Tidak mengherankan di Kudus terdapat banyak sekali industri yang bisa kita temukan di antaranya adalah PR. Sukun (industri rokok) PT. Djarum (industri rokok) PT. Pura Barutama (industri percetakan) dan masih banyak lagi.
Pendapatan perkapita yang tinggi, dari hasil industri yang besar, menjadikan Kudus sebagai salah satu kabupaten yang berkembang pesat di Jawa Tengah. Hal tersebut bisa terlihat dari maraknya pembangunan pasar modern, mall-mall, tempat wisata, dan infrastruktur umum lainnya. Contoh saja jika kita melewati perbatasan Demak-Kudus, maka kita akan menemui sebuah bangunan megah nan eksentrik, membuat terpana setiap pasang mata yang melihatnya. Ya bangunan itu adalah tugu selamat datang berbentuk daun tembakau yang menjadi kebanggaan masyarakat Kudus, simbol kota penghasil rokok terbesar di Indonesia.

kudus kota kretek

Bukan hanya sektor perekonomian saja yang maju dikota ini, tetapi dalam bidang pendidikan, kebudayaan, dan pariwisata juga tak mau kalah.

SEKTOR PENDIDIKAN
Dalam bidang pendidikan terdapat program wajib belajar 12 tahun yang dicanangkan oleh Bupati Kudus H. Mustofa, kebijakan ini tentu sangat membantu bagi masyarakat yang kurang mampu untuk mendapat kesempatan dalam menempuh pendidikan. Di Kudus terdapat sekitar 8 Universitas/Perguruan tinggi, menandakan bahwa pendidikan dikota ini cukup baik.

SEKTOR KEBUDAYAAN
Kabupaten Kudus mempunyai beraneka ragam kebudayaan yang masih eksis sampai sekarang ini. Diantaranya yang paling terkenal adalah tradisi ;

Dandangan
Dandangan merupakan pasar dadakan yang diadakan setiap tahun menjelang hari puasa ramadhan yang di ikuti ratusan pedagang. Bertempat disepanjang jalan raya Sunan Kudus sampai Alun-alun.

Buka Luwur
Merupakan acara peringatan wafatnya Sunan Kudus atau disebut juga “Khaul” yang dilaksanakan setiap tanggal 10 muharam atau 10 syura di kompleks menara.

Bulusan
Tradisi bulusan merupakan acara tradisional masyarakat di Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, yang diadakan 7 hari setelah idul fitri, tradisi bulusan antara lain dimeriahkan dengan kegiatan bersih sendang (sumber air), kirab, pembagian bancaan kepada masyarakat dan pertunjukkan wayang.

SEKTOR PARIWISATA
Pariwisata merupakan salah satu industri jasa yang menghasilkan devisa (pendapatan) bagi daerah. Banyak potensi wisata yang sangat menjanjikan di Kudus, beberapa objek wisata di antaranya menara kudus, makam Sunan Muria, air terjun monthel colo muria, musium kretek, goa jepang, museum situs patiayam, alam rejenu. Untuk menarik pengunjung dan memberikan pelayanan yang terbaik bagi wisatawan, setiap tahunnya tempat wisata-wisata tersebut terus dibangun/direnovasi.

Kemajuan-kemajuan tersebut tidak lepas dari peran serta masyarakat, pemerintah, dan industri-industri di Kudus, yang saling bahu-membahu besama membangun Kudus tercinta.

Menjadi Kudus yang maju dan berkembang adalah impian saya dan sekitar 800 ribu sekian warga kudus lainnya. Maju dan layunya suatu daerah sangat di pengaruhi oleh faktor pendidikan, dengan pendidikan yang matang sudah pasti akan melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang patut untuk di andalkan, akan tetapi pendidikan saja tidaklah cukup untuk membangun SDM yang berkualitas. Manusia yang jenius dan berpendidikan tinggi, tidak menjamin kemajuan daerahnya jika tidak mempunyai karakter yang baik. Tanpa pendidikan karakter, seseorang mungkin saja tumbuh menjadi pribadi pandai namun miskin spiritual dan emosional. Ada peribahasa unik dari jawa "Akeh wong pinter nanging podo keblinger" mungkin itu salah satu penyebab kurangnya pendidikan karakter. Maka dari hal tersebutlah perlunya diselenggarakan pendidikan karakter yang meliputi pendidikan moral, nilai-nilai religius, dan budi pekerti di setiap institusi pendidikan di Kudus, agar nantinya tercipta Kudus yang bukan hanya maju, namun juga berakhlak dan bermartabat. Sekaligus menjadi benteng dari serangan-serangan efek negatif arus globalisasi yang mewabah saat ini.

Demikian tulisan ini saya buat semoga ada manfaatnya.

#Kudus Membangun










Tidak ada komentar:

Posting Komentar